Kamis, 06 Mei 2010

materi tentang plot cerpen

PLOT
--------

Yang lebih dekat dengan pengertian plot dalam bahasa Indonesiaadalah Alur.
Alur merupakan jalannya cerita atau rangkaian peristiwa/ kejadian yang sambung-
bersambung. Alur atau jalan cerita berisi rentetan peristiwa-peristiwa yang
saling terkait. Dengan adanya peristiwa-peristiwa yang saling terkait maka
terciptalah suatu cerita.
Plot menggambarkan alur/ jalan cerita beserta alasan-alasan/ sebab-sebab
peristiwa terjadi dari awal sampai akhir cerita.

Plot dapat dibayangkan sebagai kerangka tubuh manusia yg menopang tubuh
manusia sehingga mampu berdiri tegak atau dapat dibayangkan seperti
jalan kereta api yg tanpa putus menghubungkan kota [peristiwa] satu dengan
kota [peristiwa] lainnya.
Plot dibuat oleh pengarang sebelum menuliskan rincian cerita agar
pengarang tidak nyasar dalam menentukan arah cerita sehingga cerita
yg akan dibuat lebih terpadu/ memiliki tahapan peristiwa yg saling terkait
dan jelas alasannya bagi pengarang mengapa peristiwa-peristiwa tsb
perlu terjadi dan dalam urutan yg demikian di dalam cerita.

Cerpen biasanya berplot tunggal yaitu hanya satu rentetan peristiwa sampai
akhir cerita yang mengandung unsur awal berupa pemaparan (eksposisi),
unsur Konfliks dan unsul akhir/ penyelesaian.
Berbeda dengan novel yg bisa berplot ganda/ jamak, dimana ada beberapa
plot dalam cerita misalnya plot utama, plot pelengkap dsb.

Struktur plot secara umum dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
awal, tengah dan akhir.

BAGIAN AWAL:
Pada bagian awal akan terjadi proses pemaparan (eksposisi), rangsangan
atau titik/ unsur instabilitas.
Bagian awal bisa merupakan rangsangan/ pemanasan bagi pembaca untuk
siap meneruskan bacaannya menghadapi konflik yang menegangkan pada
bagian tengah.
Titik instabilitas adalah peristiwa yg bersifat terbuka, yg dapat dikembangkan
terus pada peristiwa berikutnya.
Pemaparan pada bagian awal misalnya dengan cara memperkenalkan para
pelaku dan wataknya, tempat, waktu, suasana peristiwa awal.

BAGIAN TENGAH/ KLIMAKS/ KONFLIKS:
Bagian tengah merupakan peristiwa yg menunjukkan suasana puncak konfliks/
puncak pertikaian/ bertemu dan beradunya berbagai kekuatan dari para tokoh.
Pada bagian konfliks, pengarang akan berusaha melibatkan/ mempengaruhi
emosi/ perasaan pembaca sehingga timbul rasa sedih/ kesal/benci/marah pada
diri pembaca membayangkan tingkah laku tokoh/ keadaan peristiwa konfliks tsb .

Konflik dapat dibedakan atas 4 jenis:
a) Konflik kejiwaan:
Konflik yg terjadi pada diri tokoh itu sendiri/ menentang dirinya sendiri.
b) Konflik sosial/ Horizontal:
Konflik antara seorang tokoh dengan tokoh lain atau masyarakat.
c) Konflik alamiah:
Konflik antara tokoh dengan alam karena tokoh tidak dapat menguasai/ menyesuaikan
diri dengan alam sekitarnya dsb.
d) Konflik vertikal:
Konflik tokoh dengan Tuhan-nya/ Dewa-nya. Konflik ini bisa juga dimasukkan dalam
kategori Konflik kejiwaan.


BAGIAN AKHIR:
Bagian akhir merupakan peristiwa penyelesaian/ pemecahan terhadap konfliks yg terjadi
atau peristiwa yg menggambarkan hasil dari konfliks yg telah terjadi pada peristiwa
sebelumnya.


Skema plot:

Awal Tengah/Konflik Akhir
----------------------------------------------------------------------- waktu cerita


Perlu diperhatikan bahwa dalam menyusun cerita, tidak harus selalu dimulai dari
"Awal" yg memberikan pemaparan para tokoh/ tempat/ waktu. Bisa saja susunan
peristiwa dibalik dimana cerita dimulai dari konfliks (bagian tengah), lalu masuk
ke bagian "Awal" atau bahkan cerita dimulai dari bagian "Akhir", lalu bergerak ke
bagian "Awal" dan "Konfliks" dsb.


Ada banyak ragam atau jenis plot/ alur al:
1) Plot maju/ progresif/kronologis:
Plot dengan menyusun peristiwa mulai dari susunan bagian "Awal", lalu "Konfliks"
dan "Akhir" sesuai dengan realitas cerita. Jadi susunan peristiwa mengikuti skema
plot tsb diatas.

2) Plot mundur/ Flash-back/ back-tracking/sorot-balik/regresif:
Plot yang yg menyusun peristiwa dengan terbalik yaitu bagian "Tengah"
atau bagian "Akhir" diceritakan pada permulaan/ pembukaan cerita, tanpa mengikuti
urutan/ rentetan realitas cerita.
Sorot balik dapat dilakukan dengan teknik mengenang masa lalu/ membicarakan
masa lalu/ mimpi dsb.

3) Plot campuran:
Plot yang merupakan kombinasi antara progresif dan regresif, dimana pada
saat peristiwa sedang maju terus, lalu terjadi lingkaran flash-back, kemudian
berlanjut lagi meneruskan peristiwa kearah maju.

Selasa, 04 Mei 2010

CONTOH CERPEN YANG BERTOLAK DARI PENGALAMAN

Sebuah Goresan Tangan

Hari pernikahanku. Hari yang paling bersejarah dalam hidup. Seharusnya

saat itu aku menjadi makhluk yang paling berbahagia. Tapi yang aku rasakan

justru rasa haru biru. Betapa tidak. Di hari bersejarah ini tak ada

satupun sanak saudara yang menemaniku ke tempat mempelai wanita. Apalagi ibu.

Beliau yang paling keras menentang perkawinanku.

Masih kuingat betul perkataan ibu tempo hari, "Jadi juga kau nikah sama

'buntelan karung hitam' itu ....?!?"

Duh......, hatiku sempat kebat-kebit mendengar ucapan itu. Masa calon

istriku disebut 'buntelan karung hitam'.

"Kamu sudah kena pelet barangkali Yanto. Masa suka sih sama gadis hitam,

gendut dengan wajah yang sama sekali tak menarik dan cacat kakinya. Lebih

tua beberapa tahun lagi dibanding kamu !!" sambung ibu lagi.

"Cukup Bu! Cukup! Tak usah ibu menghina sekasar itu. Dia kan ciptaan

Allah. Bagaimana jika pencipta-Nya marah sama ibu...?" Kali ini aku terpaksa

menimpali ucapan ibu dengan sedikit emosi. Rupanya ibu amat tersinggung

mendengar ucapanku.

"Oh.... rupanya kau lebih memillih perempuan itu ketimbang keluargamu.

baiklah Yanto. Silahkan kau menikah tapi jangan harap kau akan dapatkan

seorang dari kami ada di tempatmu saat itu. Dan jangan kau bawa perempuan

itu ke rumah ini !!"

DEGG !!!!

"Yanto.... jangan bengong terus. Sebentar lagi penghulu tiba," teguran

Ismail membuyarkan lamunanku.

Segera kuucapkan istighfar dalam hati.

"Alhamdulillah penghulu sudah tiba. Bersiaplah ...akhi," sekali lagi

Ismail memberi semangat padaku.

"Aku terima nikahnya, kawinnya Shalihah binti Mahmud almarhum dengan mas

kawin seperangkat alat sholat tunai !" Alhamdulillah lancar juga aku

mengucapkan aqad nikah.

"Ya Allah hari ini telah Engkau izinkan aku untuk meraih setengah dien.

Mudahkanlah aku untuk meraih sebagian yang lain."

Dikamar yang amat sederhana. Di atas dipan kayu ini aku tertegun lama.

Memandangi istriku yang tengah tertunduk larut dalam dan diam. Setelah

sekian lama kami saling diam, akhirnya dengan membaca basmalah dalam hati

kuberanikan diri untuk menyapanya.

"Assalamu'alaikum .... permintaan hafalan Qur'annya mau di cek kapan

De'...?" tanyaku sambil memandangi wajahnya yang sejak tadi disembunyikan

dalam tunduknya. Sebelum menikah, istriku memang pernah meminta malam

pertama hingga ke sepuluh agar aku membacakan hafalan Qur'an

tiap malam satu juz. Dan permintaan itu telah aku setujui. "Nanti saja

dalam qiyamullail," jawab istriku, masih dalam tunduknya. Wajahnya yang

berbalut kerudung putih, ia sembunyikan dalam-dalam. Saat kuangkat

dagunya, ia seperti ingin menolak. Namun ketika aku beri isyarat bahwa aku

suaminya dan berhak untuk melakukan itu , ia menyerah.

Kini aku tertegun lama. Benar kata ibu ..bahwa wajah istriku 'tidak

menarik'. Sekelebat pikiran itu muncul ....dan segera aku mengusirnya.

Matanya berkaca-kaca menatap lekat pada bola mataku.

"Bang, sudah saya katakan sejak awal ta'aruf, bahwa fisik saya seperti

ini. Kalau Abang kecewa, saya siap dan ikhlas. Namun bila Abang tidak menyesal

beristrikan saya, mudah-mudahan Allah memberikan keberkahan yang banyak

untuk Abang. Seperti keberkahan yang Allah limpahkan kepada Ayahnya Imam

malik yang ikhlas menerima sesuatu yang tidak ia sukai pada istrinya.

Saya ingin mengingatkan Abang akan firman Allah yang dibacakan ibunya Imam

Malik pada suaminya pada malam pertama pernikahan mereka," ...

Dan bergaullah dengan mereka (istrimu) dengat patut (ahsan). Kemudian

bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak

menyukai sesuatu, padahal Allah menjanjikan padanya kebaikan yang

banyak."

(QS An-Nisa:19)

Mendengar tutur istriku, kupandangi wajahnya yang penuh dengan air mata

itu lekat-lekat. Aku teringat kisah suami yang rela menikahi seorang wanita

yang memiliki cacat itu. Dari rahim wanita itulah lahir Imam Malik, ulama

besar ummat Islam yang namanya abadi dalam sejarah.

"Ya Rabbi aku menikahinya karena Mu. Maka turunkanlah rasa cinta dan

kasih sayang milikMu pada hatiku untuknya. Agar aku dapat mencintai dan

menyayanginya dengan segenap hati yang ikhlas."

Pelan kudekati istriku. Lalu dengan bergetar, kurengkuh tubuhya dalam

dekapku. Sementara, istriku menangis tergugu dalam wajah yang masih

menyisakan segumpal ragu.

"Jangan memaksakan diri untuk ikhlas menerima saya, Bang. Sungguh... saya

siap menerima keputusan apapun yang terburuk," ucapnya lagi.

"Tidak...De'.

Sungguh sejak awal niat Abang menikahimu karena Allah.

Sudah teramat bulat niat itu. Hingga Abang tidak menghiraukan ketika

seluruh keluarga memboikot untuk tak datang tadi pagi," paparku sambil

menggenggam erat tangannya.

Malam telah naik ke puncaknya pelan-pelan. Dalam lengangnya bait-bait

do'a kubentangkan pada Nya.

"Robbi, tak dapat kupungkiri bahwa kecantikan wanita dapat mendatangkan

cinta buat laki-laki. Namun telah kutepis memilih istri karena rupa yang

cantik karena aku ingin mendapatkan cinta-Mu. Robbi saksikanlah malam ini

akan kubuktikan bahwa cinta sejatiku hanya akan kupasrahkan pada-Mu.

Karera itu, pertemukanlah aku dengan-Mu dalam Jannah-Mu !"

Aku beringsut menuju pembaringan yang amat sederhana itu. Lalu kutatap

raut wajah istriku denan segenap hati yang ikhlas. Ah, .. sekarang aku

benar-benar mencintainya. Kenapa tidak? Bukankah ia wanita sholihah

sejati. Ia senantiasa menegakkan malam-malamnya dengan munajat panjang pada-Nya.

Ia senantiasa menjaga hafalan KitabNya. Dan senantiasa melaksanakan shoum

sunnah Rasul Nya. "...dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah

tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka

mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya

pada Allah ..." (QS. al-Baqarah:165)

=========================================

Ya Allah sesungguhnya aku ini lemah , maka kuatkanlah aku dan aku ini

hina maka muliakanlah aku

dan aku fakir maka kayakanlah aku wahai Dzat yang maha Pengasih

Selasa, 27 April 2010

proses kreatif penulisan cerpen oleh sastrawan ternama

Proses Kreatif Ahmad Tohari dalam RDP
December 11, 2006

“Waktu itu, kalau ada lubang yang digali, pasti akan ada orang yang dieksekusi. Maka hari itu, ketika saya melihat sebuah lubang digali, saya dan teman-teman berbondong-bondong ke kantor kelurahan untuk melihat siapa yang akan dieksekusi. Sebuah truk datang dan seorang turun dengan meloncat karena tangannya telah terikat ke belakang. Ia seorang pedagang kambing. Tubuhnya kurus. Ketika ia digiring ke tempat eksekusi, massa telah menjadi beringas. Ia dipukuli terus-menerus sampai tiba di lubang yang akan jadi persemayaman terakhirnya.

Sampai di sana telah ada empat orang pensiunan militer yang membawa senapan. Lalu eksekusi dimulai. Moncong senapan ditempelkan ke siku kanan si tertuduh, lalu pelatuk ditarik. Tubuh kurus itu terlempar ke belakang, siku kanannya otomatis patah. Tapi ia masih bisa berdiri. Kini, giliran siku kirinya. Peluru menembusnya dan patahlah siku kirinya. Lalu telinga kanannya yang ditembus peluru. Telinga itu hancur. Kemudian telinga kirinya. Rupanya, peluru yang diarahkan ke telinga kiri itu agak serong mengenai rahang. Rahang itu kemudian terlepas. Si tertuduh jatuh dalam lubang. Saya mengira semua telah berakhir. Tapi massa mengangkat tubuhnya dari dalam lubang. Lalu para jagal memuntahkan semua sisa peluru yang ada ke tubuh si tertuduh. Tubuhnya hancur dan sampai hari berikutnya, daging yang luluh lantak itu tak boleh dikuburkan.”

Kisah tentang kekejaman di tahun 1965 terhadap orang yang dituduh bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI) itu, diceritakan oleh Ahmad Tohari, sastrawan kawakan Indonesia ketika ia diminta berbicara tentang proses kreatifnya dalam penciptaan Ronggeng Dukuh Paruk (RDP), trilogi novelnya yang diterjemahkan ke lima bahasa. Saat berbicara dalam diskusi sastra di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Solo pada Kamis (7/12) kemarin, Ahmad Tohari mengutip pengalamannya ketika ia remaja dan melihat beberapa eksekusi mati terhadap orang yang dituduh PKI.

Apa hubungan antara drama kekerasan yang memuakkan itu dengan proses kreatif dalam penciptaan RDP? Kata Ahmad Tohari, RDP adalah hasil dari pengalamannya menyaksikan kekerasan yang dilihatnya langsung sekitar tahun 1965 terhadap orang-orang komunis. Selain kekerasan, kemiskinan yang diakrabi Tohari sejak kecil juga menjadi alasan kenapa novel itu ditulis. Kekerasan dan kemiskinan, barangkali dua kata itulah alasan kenapa RDP harus ditulis.

Sampai Mei 1980, ia menunggu ada penulis yang menulis tentang pembantaian tahun 1965 itu. Sampai saat itu, ia merasa masih belum punya kemampuan menuliskannya. Tapi panantian Tohari tak kunjung berakhir. Akhirnya, kenekatan Tohari menulis tentang tragedi 1965 muncul. Kemudian terbitlah Kubah yang bercerita tentang seorang lelaki komunis yang pulang dari Pulau Buru. Tapi, novel itu tak memuaskan pertanyaan-pertanyaannya. Lalu RDP mulai ditulis.

Selama empat tahun, Tohari menulis novel itu. Bahkan ia sempat menulis ulang sebanyak tiga kali. Sebuah ketekunan yang kemudian membuahkan hasil. RDP jadi amat terkenal dan bahkan dijadikan bahan ajar tidak hanya di bidang sastra tapi juga kebudayaan dan sejarah. Duni ronggeng dalam RDP, adalah dunia yang diakrabi Tohari, meski ia jarang menonton pentas itu. Kehidupan pedesaan dengan untaian pemandangan alamnya, adalah dunia yang diakrabi Tohari juga. Tak heran, lukisan panorama pedesaan muncul begitu banyak dan begitu detail dalam RDP.

Dalam diskusi di TBJT kemarin, panorama alam di RDP sempat menjadi bahan diskusi menarik. Seorang penulis cerpen asal Solo, Joko Sumantri, melontarkan pernyataan bahwa pelukisan alam yang begitu banyak di RDP terkadang justru membosankan. Sebab hampir di tiap awal bab, pelukisan semacam itu muncul. Saya mengamini Joko Sumantri. Pelukisan alam di RDP memang kadang membosankan untuk dibaca secara detail. Apalagi pelukisan panorama pedesaan itu tak lebih sebagai latar dan bukan berfungsi sebagai metafor untuk mendukung jalan cerita.

Tapi Tohari menjawab justru pelukisan yang detail itulah bagian yang penting dari RDP. Ali Imron, Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang mendampingi Tohari sebagai pembicara dalam diskusi itu, juga menyampaikan bahwa pelukisan alam di RDP bila dihayati sama sekali tidak membosankan. Apalagi bagi orang yang terbiasa tinggal di kota. Penulisan semacam itu membawa suasana baru bagi pembaca yang tak mengenal pedesaan secara baik. Jujur, saya tak begitu puas dengan jawaban yang dilontarkan Tohari dan Ali Imron soal pelukisan alam di RDP itu.

Yang menarik juga dari diskusi kemarin adalah tentang Rasus. Ali Imron mengidentikkan Rasus, kekasih Srintil dalam RDP, dengan Ahmad Tohari. Dia menyebutkan beberapa persamaan keduanya. Antara lain, keduanya akrab dengan kultur pedesaan. Selain itu, keduanya sama-sama menentang ronggeng karena bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Tapi Ahmad Tohari tak sepenuhnya mengamini. Menurutnya, seorang penulis yang baik adalah seorang yang bisa membebaskan diri dari tokohnya. Meski begitu, Tohari mengakui kalau ia tak sepenuhnya bisa membebaskan diri dari tokoh-tokohnya di RDP. Tohari mengakui ia kadang muncul pada diri Rasus. Tapi tak hanya Rasus. Ia juga muncul pada diri Marsusi yang mengendarai Harley Davidson. Ternyata, Tohari adalah penggemar Harley Davidson.

Kembali ke proses kreatif, Tohari mengatakan ada tiga tingkatan yang dialaminya sebagai pengarang. Pertama, tingkatan romantis. Pada tingkatan ini ia terpengaruh oleh sastra Jawa yang diakrabinya. Tingkatan kedua adalah romantis religius. Pada tingkatan ini ia banyak dipengaruhi karangan-karangan Buya Hamka yang mengentalkan nunsa romantis religius. Tingkatan ketiga yang dialaminya adalah realisme. Ia terpesona pada realisme ketika ia membaca Pram, Sanusi Pane, Mochtar Lubis, dan banyak lagi.

tips menulis cerpen

tips menulis cerpen
Para penulis pemula seringkali disarankan untuk menggunakan pengandaian berikut ini ketika mulai menyusun cerpen mereka apalagi kita akan menulis cerpen yang bertolak dari pengalaman kita. kita banyak berkhayal di sana. bukan hanya sekedar menghayal tapi, buatlah tulisan kita semenarik mungkin. khayalan kita harus logis dan patut di baca. Kelihatannya aneh, tapi coba Anda pikirkan baik-baik, karena saran ini bisa diterapkan oleh penulis mana saja. Nah, ikuti langkah- langkah perencanaan seperti yang disarankan di bawah kalau Anda ingin menulis cerpen-cerpen yang hebat.
misalnya dengan cara:
Taruh seseorang di atas pohon: munculkan sebuah keadaan yang harus dihadapi tokoh utama cerita.
Lempari dia dengan batu: Dari keadaan sebelumnya, kembangkan suatu masalah yang harus diselesaikan si tokoh utama tadi. Contoh: Kesalahpahaman, kesalahan identitas, kesempatan yang hilang, dan sebagainya.
Buat dia turun: Tunjukkan bagaimana tokoh Anda akhirnya mengatasi masalah itu. Pada beberapa cerita, hal terakhir ini seringkali juga sekaligus digunakan sebagai tempat memunculkan pesan yang ingin disampaikan penulis. Contoh: Kekuatan cinta, kebaikan mengalahkan kejahatan, kejujuran adalah kebijakan terbaik, persatuan membawa kekuatan, dsb.
Ketika Anda selesai menulis, selalu (dan selalu) periksa kembali pekerjaan Anda dan perhatikan ejaan, tanda baca dan tata bahasa. Jangan menyia-nyiakan kerja keras Anda dengan menampilkan kesan tidak profesional pada pembaca Anda.
Praktekkan perencanaan sederhana ini pada tulisan Anda selanjutnya.


#selain beberapa hal di atas sebelum menulis cerpen kita harus menentukan tema agar tulisan kita tidak berlari kemana-mana jadi, ikatlah tulisan itu dengan tema' Setiap tulisan harus memiliki pesan atau arti yang tersirat di dalamnya. Sebuah tema adalah seperti sebuah tali yang menghubungkan awal dan akhir cerita dimana Anda menggantungkan alur, karakter, setting cerita dan lainnya. Ketika Anda menulis, yakinlah bahwa setiap kata berhubungan dengan tema ini.
Ketika menulis cerpen, bisa jadi kita akan terlalu menaruh perhatian pada satu bagian saja seperti menciptakan penokohan, penggambaran hal-hal yang ada, dialog atau apapun juga, untuk itu, kita harus ingat bahwa kata-kata yang berlebihan dapat mengaburkan inti cerita itu sendiri.

#Cerita yang bagus adalah cerita yang mengikuti sebuah garis batas. Tentukan apa inti cerita Anda dan walaupun tema itu sangat menggoda untuk diperlebar, Anda tetap harus berfokus pada inti yang telah Anda buat jika tidak ingin tulisan Anda berakhir seperti pembukaan sebuah novel atau sebuah kumpulan ide-ide yang campur aduk tanpa satu kejelasan.

#Cerita dalam sebuah cerpen yang efektif biasanya menampilkan sebuah tempo waktu yang pendek. Hal ini bisa berupa satu kejadian dalam kehidupan karakter utama Anda atau berupa cerita tentang kejadian yang berlangsung dalam sehari atau bahkan satu jam. Dan dengan waktu yang singkat itu, usahakan agar kejadian yang Anda ceritakan dapat memunculkan tema Anda.

#Setting
Disini berarti bahwa setting atau tempat kejadian juga harus berperan untuk turut mendukung jalannya cerita. Hal itu tidak berarti Anda harus selalu memilih setting yang tipikal dan mudah ditebak.

#Penokohan
Untuk menjaga efektivitas cerita, sebuah cerpen cukup memiliki sekitar tiga tokoh utama saja, karena terlalu banyak tokoh malah bisa mengaburkan jalan cerita Anda. Jangan terlalu terbawa untuk memaparkan sedetail-detailnya latar belakang tiap tokoh tersebut. Tentukan tokoh mana yang paling penting dalam mendukung cerita dan fokuskan diri padanya. Jika Anda memang jatuh cinta pada tokoh-tokoh Anda, pakailah mereka sebagai dasar dalam novel Anda kelak.

#Dialog
Jangan menganggap enteng kekuatan dialog dalam mendukung penokohan karakter Anda, sebaliknya dialog harus mampu turut bercerita dan mengembangkan cerita Anda. Jangan hanya menjadikan dialog hanya sebagai pelengkap untuk menghidupkan tokoh Anda. Tiap kata yang ditaruh dalam mulut tokoh-tokoh Anda juga harus berfungsi dalam memunculkan tema cerita.
#Alur
Buat paragraf pembuka yang menarik yang cukup membuat pembaca penasaran untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Pastikan bahwa alur Anda lengkap, artinya harus ada pembukaan, pertengahan cerita dan penutup. Akan tetapi, Anda juga tidak perlu terlalu berlama-lama dalam membangun cerita, sehingga klimaks atau penyelesaian cerita hanya muncul dalam satu kalimat, dan membuat pembaca merasa terganggu dan bingung dalam artian negatif, bukannya terpesona.

#Baca ulang
Pembaca dapat dengan mudah terpengaruh oleh format yang tidak rapi, penggunanaan tanda baca dan tata bahasa yang salah. Jangan biarkan semua itu mengganggu cerita Anda, selalu periksa dan periksa kembali.


bagi penulis pemula coba sedikit terpkan tips ini. jika belum jadi coba dan terus coba menulis. jangan pernah takut menulis. untuk menjadi penulis besar perlu adanya latihan dan doa.contohlah penyair dan penulis-penulis besar lihat proses kreatif mereka. tiada yang langsung tenar. buktikan Anda Bisa!!!
silakan mencoba!

Selasa, 20 April 2010

TUGAS

1. Ingat-ingatlah kembali pengalaman yang telah anda alami!
2. Rangkaikan pengalaman anda menjadi sebuah cerpen yang bertolak dari pengalaman itu!
3. Mulailah menulis cerpen!
4. Munculkan hal-hal yang menarik.